Kamis, 30 Oktober 2014

Makalah Agama Islam : Problematika Remaja Islam di Era Modern


PROBLEMATIKA REMAJA ISLAM DI ERA MODERN



Disusun Oleh :
1.       Habieb Surya Prayogi / Prodi Komunikasi
2.       Yolantika Rahayu / Prodi Komunikasi


Prodi Ilmu komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Madiun
2014




Kata Pengantar
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas berkat dan rahmat-Nya kami tim penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Agama Islam yang sederhana ini. Makalah ini membahas tentang problematika remaja islam di era modern.
Harapan kami melalui makalah ini dapat menggugah rasa ingin tahu para pembaca pada umumnya tak terkecuali kami selaku tim penyusun yang masih terus belajar tentang bagaimana menjadi seorang muslim yang baik di kalangan masyarakat pada era modern ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan baik secara teknik penulisan maupun pembahasan materi itu sendiri. Semoga melalui makalah singkat ini dapat menambah wawasan para pembaca tentang problematika remaja islam di era modern dan dapat menghindari hal-hal negative dan solusi untuk menanganinya. 


                                                                                          Madiun, 25 September 2014



                                                                                                    Tim Penyusun












BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Probelamatika remaja di jaman modern ini termasuk masalah terpenting yang dihadapi semua masyarakat di dunia, baik masyarakat muslim maupun non muslim. Hal ini dikarenakan para pemuda dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami  gejolak  dalam pikiran maupun jiwa mereka, yang sering menyebabkan mereka mengalami keguncangan dalam hidup dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut. Dan itu semua tidak mungkin terwujud kecuali dengan (kembali kepada ajaran) agama dan akhlak Islam, yang keduanya merupakan penegak (kebaikan dalam) masyarakat, (sebab terwujudnya) kemaslahatan dunia dan akhirat, dan sebab turunnya berbagai kebaikan dan berkah (dari Allah Ta’ala) serta hilangnya semua keburukan dan kerusakan.
 Agama Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat ini.
Oleh karena itulah, banyak ayat Alquran dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang membimbing kita untuk membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan generasi tua akan digantikan dengan generasi muda yang shaleh, insya Allah.




1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan, penulis menarikrumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pandangan Islam tentang berbagai permasalahan yang berkembang dalam kehidupan remaja masa kini?
2. Bagaimana Islam berperan dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan modern?

1.3  Tujuan
1.       Menjelaskan perhatian islam terhadap perkembangan remaja islam saat ini
2.       Menjelaskan keadaan  remaja saat ini
3.       Menjelaskan bagaimana cara menjalin hubungan yang harmonis terhadap keluarga dan sesama manusia
4.       Menjelaskan cara mengatasi akhlak-akhlak menyimpang yang di alami remaja modern









BAB II
PEMBAHASAN
A.      Perhatian besar agama Islam terhadap kebaikan generasi muda
Agama Islam sangat memberikan perhatian besar dalam masalah ini, terbukti dengan banyaknya hadits Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang berisi pujian bagi pemuda yang taat kepada Allah dan hadits lainnya yang berisi himbauan kebaikan khusus bagi para pemuda.
Dia antara hadits-hadits tersebut adalah:
- Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya…Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah…”
- Hadits yang diriwayatkan oleh ‘Uqbah bin ‘Amir radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhanu wa Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.
- Hadits yang diriwayatkan oleh Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mampu menanggung beban pernikahan (memberi nafkah lahir dan batin), maka hendaknya dia menikah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaknya dia berpuasa, karena itu merupakan pengekang syahwat baginya.”

B.      Mencermati Keadaan Para Remaja
Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin berkata, “Kalau kita meninjau dengan seksama (keadaan) para remaja, maka secara umum kita dapat mengklasifikasi para remaja ke dalam tiga (golongan):  remaja yang istiqamah (baik akhlaknya), remaja yang menyimpang (akhlaknya), dan remaja yang kebingungan/terombang-ambing (di persimpangan jalan) di antara dua golongan tersebut di atas. Adapun pengertiannya Sebagai berikut :
  • Adapun remaja yang istiqamah (baik akhlaknya) adalah remaja yang beriman (kepada Allah Ta’ala) dalam arti yang sebenarnya, dia meyakini agama Islam, mencintai, merasa cukup dan bangga dengannya. Mengamalkan Islam merupakan target utamanya, dan lalai dari agama merupakan kerugian yang nyata baginya. Dia adalah remaja yang selalu beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agamanya bagi-Nya semata-mata dan tidak ada sekutu baginya. Remaja  yang selalu meneladani Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dalam (semua) ucapan dan perbuatannya, karena dia meyakini beliau sebagai utusan Allah dan panutan yang (harus) diteladani. Remaja  yang mendirikan shalat secara sempurna sesuai dengan kemampuannya, karena dia yakin bahwa shalat memiliki banyak manfaat dan kebaikan dalam agama maupun dunia, bagi diri pribadi dan masyarakat.
  • Adapun golongan yang kedua adalah remaja yang menyimpang akidahnya, buruk tingkah lakunya, tertipu dengan dirinya sendiri dan tenggelam dalam keburukan hawa nafsunya. Dia tidak mau menerima (nasehat) kebenaran dari orang lain dan tidak mau menjauhkan dirinya dari kebatilan, egois dalam tindak-tanduknya, seolah-olah dia diciptakan untuk kekal di dunia dan dunia diciptakan untuk dirinya saja. Dia adalah remaja yang membangkang dan tidak mau tunduk kepada kebenaran, serta tidak mau meninggalkan kebatilan.
  • Dan golongan yang ketiga adalah remaja yang kebingungan dan terombang-ambing di persimpangan jalan, (sebenarnya) dia telah mengetahui dan meyakini kebenaran serta hidup di masyarakat yang baik, akan tetapi pintu-pintu keburukan terbuka lebar (di hadapannya melalui berbagai media dan sarana), berupa pendangkalan akidah, penyimpangan akhlak, kerusakan amal perbuatan, adat dan kebiasaan buruk, serta serangan berbagai macam kebatilan, yang membuatnya (terkurung) dalam pergolakan pikiran dan mental. Dia berdiri di depan berbagai macam gelombang (fitnah) ini dalam keadaan bingung dan tidak mengetahui, ‘Apakah semua pemikiran dan tingkah laku modern ini yang benar, ataukah adat-istiadat dari nenek moyang dan masyarakatnya yang baik?’ Maka jadilah dia bimbang dan guncang (dalam menentukan pilihan), sehingga terkadang dia mengikuti yang ini dan terkadang yang itu. Golongan remaja ini akan mengalami keburukan dalam hidupnya, maka dibutuhkan pendorong yang kuat untuk membimbing mereka ke jalan yang baik dan benar, dan ini sangatlah mudah dengan Allah menghadirkan seorang juru dakwah (yang mengajak kepada) kebaikan dengan bijaksana, dan dilandasi ilmu serta niat yang baik….”
C.     Sebab-sebab yang mendukung terjadinya penyimpangan akhlak para pemuda dan cara mengatasinya
Sesungguhnya sebab-sebab (yang mendukung terjadinya) penyimpangan dan problem (di kalangan) para remaja sangat banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa remaja akan mengalami pertumbuhan besar tubuh, pikiran dan akal. Karena masa remaja adalah masa pertumbuhan, sehingga timbullah perubahan yang sangat cepat (pada dirinya). Oleh karena itulah, dalam masa ini sangat dibutuhkan tersedianya sarana-sarana untuk membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk menuntun ke jalan yang lurus.
Di antara sebab-sebab penting yang mendukung terjadinya penyimpangan akhlak para pemuda tersebut adalah sebagai berikut:
1. Waktu luang.
Waktu luang bisa menjadi penyakit yang membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik manusia, karena diri manusia harus beraktifitas dan berbuat. Jika diri manusia tidak beraktifitas maka pikirannya akan beku, akalnya akan buntu dan aktifitas dirinya akan lemah, sehingga hatinya akan dikuasai bisikan-bisikan pemikiran buruk, yang terkadang akan melahirkan keinginan-keinginan buruk.
Untuk mengatasi hal ini, hendaknya seorang pemuda berupaya (untuk mengisi waktu luangnya) dengan kegiatan yang cocok (dan bermanfaat) untuknya. Seperti membaca, menulis, berwiraswasta atau kegiatan lainnya, untuk menghindari kekosongan aktifitas dirinya, dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berbuat untuk dirinya dan orang lain.
2. Kesenjangan dan buruknya hubungan antara pemuda dengan orang tua, baik dari kalangan keluarganya ataupun orang lain.
Kita melihat orang tua yang menyaksikan penyimpangan akhlak pada pemuda di keluarganya atau selain keluarganya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya berdiri kebingungan dan tidak mampu meluruskan akhlaknya, bahkan dia berputus asa dari kebaikan pemuda tersebut. Hal ini menimbulkan kebencian dari pihak orang tua kepada para pemuda, bahkan ketidakperdulian dengan semua keadaan mereka yang baik ataupun buruk. Bahkan terkadang hal ini menjadikan para orang tua menilai negatif kepada semua remaja, yang ini akan menyebabkan ketidakharmonisan hubungan mereka dalam masyarakat, karena masing-masing pihak akan memandang yang lainnya dengan pandangan kebencian dan melecehkan. Jika ini terjadi maka berarti bahaya besar sedang mengancam kelangsungan hidup bermasyarakat.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya masing-masing dari pihak remaja maupun orang tua berusaha keras untuk menghilangkan kesenjangan dan buruknya hubungan mereka itu, dan hendaknya masing-masing pihak meyakini bahwa sebuah masyarakat dengan para remaja dan orang tua adalah bagaikan tubuh yang satu , jika salah satu anggotanya rusak maka akan menyebabkan kerusakan semua anggota masyarakat lainnya.
3. Bergaul dan menjalin hubungan dengan teman pergaulan yang menyimpang akhlaknya.
Hal ini sangat mempengaruhi akal, pikiran dan tingkah laku para remaja. Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل
“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya.”
Dalam hadits lain beliau shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Perumpaan teman bergaul yang buruk adalah seperti peniup api tukang besi, bisa jadi dia akan membakar pakaianmu, atau (minimal) kamu akan mencium darinya bau yang tidak sedap.”
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya seorang remaja berusaha mencari teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal, agar dia bisa mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya. Maka hendaknya seorang remaja menimbang keadaan orang-orang yang akan dijadikan teman bergaulnya, dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka.
4. Mengkonsumsi sumber-sumber bacaan yang merusak, baik berupa artikel, surat kabar, majalah dan lain-lain.
Yang menyebabkan pendangkalan akidah dan agama seseorang, serta menjerumuskannya ke dalam jurang kebinasaan, kekafiran dan keburukan akhlak. Khususnya jika remaja tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat dan pola pikir yang benar untuk dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta yang bermanfaat dan membinasakan.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya seorang remaja menjauhi sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih kepada sumber-sumber bacaan lain yang akan menumbuhkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alahi wa sallam, serta menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam dirinya. Dan hendaknya dia bersabar dalam melakukan semua itu, karena hawa nafsunya akan menuntut dia dengan keras untuk kembali membaca bacaan-bacaan yang telah biasa dikonsumsinya, dan menjadikannya bosan serta jenuh untuk membaca bacaan-bacaan lain yang bermanfaat. Ibaratnya seperti orang yang berusaha melawan hawa nafsunya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, tapi nafsunya enggan dan selalu ingin melakukan perbuatan yang sia-sia dan salah.
Sumber bacaan bermanfaat yang paling penting adalah Alquran dan kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang shahih dan penafsiran akal yang benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, kemudian kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahlussunnah berdasarkan dua sumber hukum Islam ini.
5. Persangkaan keliru para remaja yang menganggap bahwa ajaran Islam mengekang kebebasan dan mematikan potensi mereka.
Maka persangkaan ini menyebabkan mereka berpaling dari syariat Islam dan meyakininya sebagai agama yang ketinggalan jaman yang mengharuskan pemeluknya untuk mundur kebelakang dan menghalangi mereka untuk mencapai kemajuan dan keterdepanan.
Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menyingkap tabir yang menghalangi para remaja dari memahami hakikat ajaran Islam yang sebenarnya, melalui pengajaran dan nasehat yang baik dan bijaksana. Karena persangkaan tersebut timbul dari ketidakpahaman, atau salah persepsi dalam menilai ajaran Islam.
Maka ajaran Islam tidaklah mengekang kebebasan manusia, tetapi justru mengatur dan mengarahkan dengan baik kebebasan tersebut, agar tidak berbenturan dengan kebebasan orang lain, jika kebebasan tersebut tidak dibatasi. Karena tidak ada seorangpun yang menghendaki kebebasan mutlak tanpa batas kecuali dia mesti akan mengorbankan kebebasan orang lain, sehingga terjadilah benturan yang mengakibatkan timbulnya kekacauan dan kerusakan.
Oleh sebab itulah, Allah menamakan hukum-hukum dalam agama Islam dengan sebutan al-hudud (batasan-batasan), baik yang bersifat larangan, seperti dalam firman-Nya,
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا
“Itulah batasan-batasan (larangan) Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.” (QS Al-Baqarah:187).Ataupun yang bersifat kewajiban, seperti dalam firman-Nya,
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَعْتَدُوهَا
“Itulah batasan-batasan Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.”(QS. Al-Baqarah:229)








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikianlah tulisan singkat ini, semoga bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan upaya memperbaiki kondisi generasi muda Islam, melalui bimbingan dan nasehat yang baik dan bijaksana, agar nantinya mereka benar-benar bisa memberi manfaat yang baik untuk Islam dan kaum muslimin.Dan memiliki sifat terpuji (mahmudah) antara lain berlaku jujur (al amanah), berbuat baik kepada orang tua (birrul waalidaini), memelihara kesucian diri, kasih sayang, berlaku hemat (al iqtishad), memelihara apa adanya dan sederhana (qana’ah dan zuhud) dan lain-lain.




3.2 DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar