PROBLEMATIKA
REMAJA ISLAM DI ERA MODERN
Disusun Oleh :
1.
Habieb Surya Prayogi
/ Prodi Komunikasi
2.
Yolantika Rahayu /
Prodi Komunikasi
Prodi
Ilmu komunikasi
Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas
Merdeka Madiun
2014
Kata Pengantar
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T,
atas berkat dan rahmat-Nya kami tim penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Agama Islam yang sederhana ini. Makalah ini membahas tentang problematika remaja
islam di era modern.
Harapan kami melalui makalah ini dapat menggugah
rasa ingin tahu para pembaca pada umumnya tak terkecuali kami selaku tim penyusun
yang masih terus belajar tentang bagaimana menjadi seorang muslim yang baik di
kalangan masyarakat pada era modern ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan baik secara teknik penulisan maupun pembahasan materi itu sendiri. Semoga
melalui makalah singkat ini dapat menambah wawasan para pembaca tentang problematika
remaja islam di era modern dan dapat menghindari hal-hal negative dan solusi untuk
menanganinya.
Madiun,
25 September 2014
Tim Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Probelamatika remaja
di jaman modern ini termasuk masalah terpenting yang dihadapi semua masyarakat
di dunia, baik masyarakat muslim maupun non muslim. Hal ini dikarenakan para
pemuda dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak
dalam pikiran maupun jiwa mereka, yang sering menyebabkan mereka
mengalami keguncangan dalam hidup dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk
melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut. Dan itu semua tidak mungkin
terwujud kecuali dengan (kembali kepada ajaran) agama dan akhlak Islam, yang
keduanya merupakan penegak (kebaikan dalam) masyarakat, (sebab terwujudnya)
kemaslahatan dunia dan akhirat, dan sebab turunnya berbagai kebaikan dan berkah
(dari Allah Ta’ala) serta hilangnya semua keburukan dan kerusakan.
Agama
Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental para
pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa
mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat ini.
Oleh karena itulah, banyak ayat Alquran
dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang membimbing kita
untuk membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka
baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan generasi tua akan
digantikan dengan generasi muda yang shaleh, insya Allah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan,
penulis menarikrumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pandangan Islam tentang berbagai permasalahan yang berkembang dalam kehidupan
remaja masa kini?
2.
Bagaimana Islam berperan dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan
modern?
1.3 Tujuan
1.
Menjelaskan perhatian
islam terhadap perkembangan remaja islam saat ini
2.
Menjelaskan keadaan remaja saat ini
3.
Menjelaskan bagaimana
cara menjalin hubungan yang harmonis terhadap keluarga dan sesama manusia
4.
Menjelaskan cara
mengatasi akhlak-akhlak menyimpang yang di alami remaja modern
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perhatian besar agama
Islam terhadap kebaikan generasi muda
Agama Islam sangat
memberikan perhatian besar dalam masalah ini, terbukti dengan banyaknya hadits
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang berisi pujian bagi pemuda
yang taat kepada Allah dan hadits lainnya yang berisi himbauan kebaikan khusus
bagi para pemuda.
Dia antara hadits-hadits tersebut
adalah:
- Hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa
sallam bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh
Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali)
kecuali naungan-Nya…Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan)
kepada Allah…”
- Hadits yang diriwayatkan oleh ‘Uqbah
bin ‘Amir radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhanu wa Ta’ala benar-benar kagum
terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” Artinya: pemuda yang
tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan
kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.
- Hadits yang diriwayatkan oleh Utsman
bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa
sallam bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang
mampu menanggung beban pernikahan (memberi nafkah lahir dan batin), maka
hendaknya dia menikah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga
kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaknya dia berpuasa, karena itu
merupakan pengekang syahwat
baginya.”
B.
Mencermati Keadaan Para
Remaja
Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin
berkata, “Kalau kita meninjau dengan seksama (keadaan) para remaja, maka secara
umum kita dapat mengklasifikasi para remaja ke dalam tiga (golongan): remaja
yang istiqamah (baik akhlaknya), remaja yang menyimpang (akhlaknya), dan remaja
yang kebingungan/terombang-ambing (di persimpangan jalan) di antara dua
golongan tersebut di atas. Adapun pengertiannya Sebagai berikut :
- Adapun
remaja yang istiqamah (baik akhlaknya) adalah remaja yang beriman (kepada
Allah Ta’ala) dalam arti yang sebenarnya, dia meyakini agama Islam,
mencintai, merasa cukup dan bangga dengannya. Mengamalkan Islam merupakan
target utamanya, dan lalai dari agama merupakan kerugian yang nyata
baginya. Dia adalah remaja yang selalu beribadah kepada Allah dengan
mengikhlaskan agamanya bagi-Nya semata-mata dan tidak ada sekutu baginya. Remaja
yang selalu meneladani Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam dalam (semua) ucapan dan perbuatannya, karena dia
meyakini beliau sebagai utusan Allah dan panutan yang (harus)
diteladani. Remaja yang
mendirikan shalat secara sempurna sesuai dengan kemampuannya, karena dia
yakin bahwa shalat memiliki banyak manfaat dan kebaikan dalam agama maupun
dunia, bagi diri pribadi dan masyarakat.
- Adapun
golongan yang kedua adalah remaja yang menyimpang akidahnya, buruk tingkah
lakunya, tertipu dengan dirinya sendiri dan tenggelam dalam keburukan hawa
nafsunya. Dia tidak mau menerima (nasehat) kebenaran dari orang lain dan
tidak mau menjauhkan dirinya dari kebatilan, egois dalam tindak-tanduknya,
seolah-olah dia diciptakan untuk kekal di dunia dan dunia diciptakan untuk
dirinya saja. Dia adalah remaja yang membangkang dan tidak mau tunduk
kepada kebenaran, serta tidak mau meninggalkan kebatilan.
- Dan
golongan yang ketiga adalah remaja yang kebingungan dan terombang-ambing
di persimpangan jalan, (sebenarnya) dia telah mengetahui dan meyakini
kebenaran serta hidup di masyarakat yang baik, akan tetapi pintu-pintu
keburukan terbuka lebar (di hadapannya melalui berbagai media dan sarana),
berupa pendangkalan akidah, penyimpangan akhlak, kerusakan amal perbuatan,
adat dan kebiasaan buruk, serta serangan berbagai macam kebatilan, yang
membuatnya (terkurung) dalam pergolakan pikiran dan mental. Dia berdiri di
depan berbagai macam gelombang (fitnah) ini dalam keadaan bingung dan
tidak mengetahui, ‘Apakah semua pemikiran dan tingkah laku modern ini yang
benar, ataukah adat-istiadat dari nenek moyang dan masyarakatnya yang
baik?’ Maka jadilah dia bimbang dan guncang (dalam menentukan pilihan),
sehingga terkadang dia mengikuti yang ini dan terkadang yang itu. Golongan
remaja ini akan mengalami keburukan dalam hidupnya, maka dibutuhkan
pendorong yang kuat untuk membimbing mereka ke jalan yang baik dan benar,
dan ini sangatlah mudah dengan Allah menghadirkan seorang juru dakwah
(yang mengajak kepada) kebaikan dengan bijaksana, dan dilandasi ilmu serta
niat yang baik….”
C.
Sebab-sebab yang
mendukung terjadinya penyimpangan akhlak para pemuda dan cara mengatasinya
Sesungguhnya sebab-sebab (yang
mendukung terjadinya) penyimpangan dan problem (di kalangan) para remaja sangat
banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa remaja akan mengalami
pertumbuhan besar tubuh, pikiran dan akal. Karena masa remaja adalah masa
pertumbuhan, sehingga timbullah perubahan yang sangat cepat (pada dirinya).
Oleh karena itulah, dalam masa ini sangat dibutuhkan tersedianya sarana-sarana
untuk membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk
menuntun ke jalan yang lurus.
Di antara sebab-sebab penting yang
mendukung terjadinya penyimpangan akhlak para pemuda tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Waktu luang.
Waktu luang bisa menjadi penyakit yang
membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik manusia, karena diri manusia harus
beraktifitas dan berbuat. Jika diri manusia tidak beraktifitas maka pikirannya
akan beku, akalnya akan buntu dan aktifitas dirinya akan lemah, sehingga
hatinya akan dikuasai bisikan-bisikan pemikiran buruk, yang terkadang akan
melahirkan keinginan-keinginan buruk.
Untuk mengatasi hal ini, hendaknya
seorang pemuda berupaya (untuk mengisi waktu luangnya) dengan kegiatan yang
cocok (dan bermanfaat) untuknya. Seperti membaca, menulis, berwiraswasta atau
kegiatan lainnya, untuk menghindari kekosongan aktifitas dirinya, dan
menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berbuat untuk dirinya dan orang
lain.
2.
Kesenjangan dan buruknya hubungan
antara pemuda dengan orang tua, baik dari kalangan keluarganya ataupun orang
lain.
Kita melihat orang tua yang menyaksikan
penyimpangan akhlak pada pemuda di keluarganya atau selain keluarganya, tapi
dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya berdiri kebingungan dan tidak mampu
meluruskan akhlaknya, bahkan dia berputus asa dari kebaikan pemuda tersebut.
Hal ini menimbulkan kebencian dari pihak orang tua kepada para pemuda, bahkan
ketidakperdulian dengan semua keadaan mereka yang baik ataupun buruk. Bahkan
terkadang hal ini menjadikan para orang tua menilai negatif kepada semua remaja,
yang ini akan menyebabkan ketidakharmonisan hubungan mereka dalam masyarakat,
karena masing-masing pihak akan memandang yang lainnya dengan pandangan
kebencian dan melecehkan. Jika ini terjadi maka berarti bahaya besar sedang
mengancam kelangsungan hidup bermasyarakat.
Untuk
mengatasi masalah ini, hendaknya masing-masing
dari pihak remaja maupun orang tua berusaha keras untuk menghilangkan
kesenjangan dan buruknya hubungan mereka itu, dan hendaknya masing-masing pihak
meyakini bahwa sebuah masyarakat dengan para remaja dan orang tua adalah
bagaikan tubuh yang satu , jika salah satu anggotanya rusak maka akan
menyebabkan kerusakan semua anggota masyarakat lainnya.
3.
Bergaul dan menjalin hubungan dengan teman pergaulan yang menyimpang akhlaknya.
Hal ini sangat mempengaruhi akal,
pikiran dan tingkah laku para remaja. Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam bersabda,
المرء على
دين
خليله،
فلينظر
أحدكم
من
يخالل
“Seorang manusia akan mengikuti agama
teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang
dijadikan teman dekatnya.”
Dalam hadits lain beliau shallallahu
‘alahi wa sallam bersabda, “Perumpaan teman bergaul yang buruk adalah
seperti peniup api tukang besi, bisa jadi dia akan membakar pakaianmu, atau
(minimal) kamu akan mencium darinya bau yang tidak sedap.”
Untuk
mengatasi masalah ini, hendaknya seorang remaja
berusaha mencari teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal,
agar dia bisa mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya. Maka
hendaknya seorang remaja menimbang keadaan orang-orang yang akan dijadikan
teman bergaulnya, dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka.
4. Mengkonsumsi
sumber-sumber bacaan yang merusak, baik berupa artikel, surat kabar, majalah
dan lain-lain.
Yang menyebabkan pendangkalan akidah
dan agama seseorang, serta menjerumuskannya ke dalam jurang kebinasaan, kekafiran
dan keburukan akhlak. Khususnya jika remaja tersebut tidak memiliki latar
belakang pendidikan agama yang kuat dan pola pikir yang benar untuk dapat
membedakan antara yang benar dan yang salah, serta yang bermanfaat dan
membinasakan.
Untuk
mengatasi masalah ini, hendaknya seorang remaja
menjauhi sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih kepada sumber-sumber bacaan
lain yang akan menumbuhkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu
‘alahi wa sallam, serta menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam dirinya.
Dan hendaknya dia bersabar dalam melakukan semua itu, karena hawa nafsunya akan
menuntut dia dengan keras untuk kembali membaca bacaan-bacaan yang telah biasa
dikonsumsinya, dan menjadikannya bosan serta jenuh untuk membaca bacaan-bacaan
lain yang bermanfaat. Ibaratnya seperti orang yang berusaha melawan hawa
nafsunya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, tapi nafsunya enggan dan
selalu ingin melakukan perbuatan yang sia-sia dan salah.
Sumber bacaan bermanfaat yang paling
penting adalah Alquran dan kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat
tafsir yang shahih dan penafsiran akal yang benar. Demikian juga
hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, kemudian
kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahlussunnah berdasarkan dua
sumber hukum Islam ini.
5.
Persangkaan keliru para remaja yang menganggap bahwa ajaran Islam mengekang
kebebasan dan mematikan potensi mereka.
Maka persangkaan ini menyebabkan mereka
berpaling dari syariat Islam dan meyakininya sebagai agama yang ketinggalan
jaman yang mengharuskan pemeluknya untuk mundur kebelakang dan menghalangi
mereka untuk mencapai kemajuan dan keterdepanan.
Untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan menyingkap
tabir yang menghalangi para remaja dari memahami hakikat ajaran Islam yang
sebenarnya, melalui pengajaran dan nasehat yang baik dan bijaksana. Karena
persangkaan tersebut timbul dari ketidakpahaman, atau salah persepsi dalam
menilai ajaran Islam.
Maka ajaran Islam tidaklah mengekang
kebebasan manusia, tetapi justru mengatur dan mengarahkan dengan baik kebebasan
tersebut, agar tidak berbenturan dengan kebebasan orang lain, jika kebebasan
tersebut tidak dibatasi. Karena tidak ada seorangpun yang menghendaki kebebasan
mutlak tanpa batas kecuali dia mesti akan mengorbankan kebebasan orang lain,
sehingga terjadilah benturan yang mengakibatkan timbulnya kekacauan dan
kerusakan.
Oleh sebab itulah, Allah menamakan
hukum-hukum dalam agama Islam dengan sebutan al-hudud (batasan-batasan),
baik yang bersifat larangan, seperti dalam firman-Nya,
تِلْكَ حُدُودُ
اللَّهِ
فَلا
تَقْرَبُوهَا
“Itulah batasan-batasan (larangan)
Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.”
(QS Al-Baqarah:187).Ataupun yang bersifat kewajiban, seperti dalam firman-Nya,
تِلْكَ حُدُودُ
اللَّهِ
فَلا
تَعْتَدُوهَا
“Itulah batasan-batasan Allah, maka
janganlah kamu melanggarnya.”(QS. Al-Baqarah:229)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Demikianlah tulisan singkat ini, semoga
bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan upaya
memperbaiki kondisi generasi muda Islam, melalui bimbingan dan nasehat yang
baik dan bijaksana, agar nantinya mereka benar-benar bisa memberi manfaat yang
baik untuk Islam dan kaum muslimin.Dan memiliki sifat terpuji (mahmudah) antara
lain berlaku jujur (al amanah), berbuat baik kepada orang tua (birrul
waalidaini), memelihara kesucian diri, kasih sayang, berlaku hemat (al
iqtishad), memelihara apa adanya dan sederhana (qana’ah dan zuhud) dan
lain-lain.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar